AFIAS MxA/CRP: Membantu Mendiagnosis Infeksi Virus dan/atau Bakteri
AFIAS MxA/CRP adalah tes gabungan yang mengukur kadar MxA (Myxovirus resistance protein A) dan CRP (C-reactive protein) untuk membantu mendiagnosis infeksi virus dan bakteri. MxA merupakan protein dalam sel darah yang meningkat saat adanya infeksi virus akut, sedangkan CRP meningkat saat terjadi peradangan, dan nilainya lebih tinggi pada infeksi bakteri.
Kombinasi MxA dan CRP membantu membedakan antara infeksi virus dan bakteri secara cepat dan akurat.
Diagnosis Penyakit Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi infeksi virus dan/atau bakteri, termasuk ko-infeksi dan eksklusi infeksi.
Instrumen yang Tersedia
- AFIAS-1
- AFIAS-3
- AFIAS-6
- AFIAS-10
- ichroma™-50
- ichroma™ II
- ichroma™ III
- ichroma™ M3
Spesifikasi Penggunaan Reagen
- Jenis Sampel: Darah utuh
- Waktu Reaksi: 12 menit
- Rentang Deteksi: MxA: 10,0-300,0 ng/mL, CRP: 1,0-200 mg/L
Indikasi
Digunakan untuk mendeteksi infeksi virus, infeksi bakteri, ko-infeksi virus-bakteri, dan eksklusi infeksi.
Manfaat di Bidang Medis
Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bakteri merupakan penyebab utama morbiditas, mortalitas, dan biaya medis, serta merupakan alasan utama penggunaan antibiotik. Namun, sekitar 50% antibiotik yang diresepkan untuk infeksi pernapasan akut sebenarnya tidak diperlukan. Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang merupakan salah satu krisis kesehatan global.
Tes AFIAS MxA/CRP dapat membantu mencegah penggunaan antibiotik yang tidak tepat secara lebih cepat dan efektif dengan membedakan antara infeksi bakteri dan virus, terutama dalam pengaturan perawatan primer dan darurat di mana solusi diagnostik yang sensitif dan spesifik masih kurang.
Dengan AFIAS MxA/CRP, pengambilan keputusan klinis menjadi lebih tepat, membantu mengurangi risiko resistensi antibiotik dan meningkatkan perawatan pasien.
Fungsi dan Pengertian Reagen Secara Umum
Reagen adalah zat atau senyawa yang digunakan dalam reaksi kimia untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa, atau menghasilkan perubahan dalam senyawa lain. Dalam laboratorium klinis maupun penelitian, reagen biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau mengukur keberadaan zat tertentu dalam sampel, seperti darah, urin, atau jaringan biologis lainnya.
Fungsi Reagen Secara Umum:
Deteksi Zat Tertentu: Reagen digunakan untuk mendeteksi keberadaan atau konsentrasi zat spesifik dalam sampel. Misalnya, dalam tes darah, reagen dapat mendeteksi kadar glukosa, kolesterol, atau elektrolit.
Pengkatalis Reaksi: Beberapa reagen bertindak sebagai katalisator yang mempercepat reaksi kimia tanpa ikut habis dalam proses reaksi tersebut.
Pengujian Diagnostik: Dalam laboratorium klinis, reagen digunakan untuk mendiagnosis penyakit atau kondisi medis. Contohnya, reagen dalam tes imunologi digunakan untuk mendeteksi antibodi atau antigen yang menunjukkan adanya infeksi atau gangguan sistem kekebalan.
Pengukuran Kuantitatif: Reagen juga berfungsi untuk mengukur jumlah atau konsentrasi zat tertentu, seperti glukosa atau hormon, dalam sampel biologis. Hasil pengukuran ini digunakan untuk diagnosis dan pemantauan kondisi pasien.
Memisahkan dan Memurnikan Zat: Dalam proses pemurnian, reagen dapat digunakan untuk mengendapkan atau memisahkan komponen tertentu dari campuran, mempermudah pemurnian bahan kimia.
Secara umum, reagen adalah alat yang sangat penting dalam bidang laboratorium, baik untuk penelitian ilmiah, analisis medis, maupun pengembangan produk di berbagai industri.